"Lihatkah engkau figur ibu bagi calon benihku?"
"Lihatkah engkau tulang iga yang telah kunanti?"
Inikah pertanyaan agung sang pujangga pada hatinya?
Ketika iya termenung di atas batuan merah tajam?
Yang kulihat hanyalah seorang anak kecil lugu.
Yang kulihat hanyalah kekonyolan hasrat fananya.
Lupakah ia ketika kekalahan menang melawan dirinya?
Lupakah ia pada sumpah kepiluan yang dulu ia teriakan?
K.R
Apakah Sang ‘Arsitek Agung’ Masih Mendesain Imajinasi-Nya? Seraya Kita Merusak Karya-karya-Nya?
Selasa, 10 Mei 2016
Senin, 25 Januari 2016
Embun Kesadaran
Semua tak pernah berubah hingga sifatmu berbicara padaku.
Di sudut senja yang kelam di taman kenangan itu.
Terduduk di atas beton dingin dan tersedu oleh angin.
Kita berbisik kepada debu dan matahari yang hampir tertidur.
Diawasi oleh pepohonan yang mulai merunduk dan layu.
Di sudut senja yang kelam di taman kenangan itu.
Terduduk di atas beton dingin dan tersedu oleh angin.
Kita berbisik kepada debu dan matahari yang hampir tertidur.
Diawasi oleh pepohonan yang mulai merunduk dan layu.
Selasa, 06 Oktober 2015
Kehati-hatian Yang Teratih-atih
Di dalam gua yang gelap si
pemuda berbaring dalam kesendiriannya, bahkan bara api-pun enggan menerangi
kesedihannya yang begitu dalam. “Hanya kehati-hatian sikap yang telah kujalani,
terasa teratih-atih sikap yang telah ku jalani, harga diri yang ku tancapkan
lepas karna sikap yang telah ku jalani, kerelaan terberatpun menjadi sikap yang
telah ku jalani dan kesendirian ikut berbaring di sebelahku terseret sikap yang
telah ku jalani. Hanya sebuah kehati-hatian... ya... sebuah kehati-hatian yang
melakukannya.” Gumam si pemuda yang telah di banjiri tangis dan kesedihannya.
Langganan:
Postingan (Atom)