Di dalam gua yang gelap si
pemuda berbaring dalam kesendiriannya, bahkan bara api-pun enggan menerangi
kesedihannya yang begitu dalam. “Hanya kehati-hatian sikap yang telah kujalani,
terasa teratih-atih sikap yang telah ku jalani, harga diri yang ku tancapkan
lepas karna sikap yang telah ku jalani, kerelaan terberatpun menjadi sikap yang
telah ku jalani dan kesendirian ikut berbaring di sebelahku terseret sikap yang
telah ku jalani. Hanya sebuah kehati-hatian... ya... sebuah kehati-hatian yang
melakukannya.” Gumam si pemuda yang telah di banjiri tangis dan kesedihannya.
Kepalanya dipenuhi oleh sebuah
teriakan, telinganya berdengung mendekati pecah, badannya tersentak dan
menegang, sebuah sapa keras melengking di depannya. “Lihat! Kehati-hatian yang
teratih-atih sikap yang telah dijalani pemuda ini! Dia berperan layaknya seorang mesiah
yang disalib! Menikmati kesengsaraanya untuk orang yang dia sayangi walaupun pengharapannya
tak menoleh ketika kedua tangannya dipenuhi alir merah darah. Ahhh... pilu... apa
ketololanmu masih menghinggap wahai pemuda.” Dikejutkannya ia dengan hadirnya
si orang gila.
“telah lama aku meninggalkan
ketergesa-gesaanku dan ketololan panjangku dan menggantinya dengan
kehati-hatian. Kutuangkan anggur kasih sayangku pada cawan cintanya hingga penuh
dan menetes kebawah dan ketika ku sodorkan cawan cintaku, air cuka yang
memenuhinya. Kehati-hatianku di balas dengan keasaman.” Ucap pemuda yang masih
di selimuti tangis dan kesedihannya. “ya.. kehati-hatian yang teratih-atih! Ahhh...
pilu... sebuah niat untuk tak ingin menyakitinya dan membuang beban pada
dirinya dengan mencambuk dirimu dan menaruh gunung besar di pundakmu. Kesia-siaan
yang ada pada kebajikanmu pemuda. Petir dan ombak-pun tak dapat mencapai kesadaranmu.
Hanya kehati-hatianlah sikap yang kau jalani pemuda. Ya! Kehati-hatian yang
teratih-atih! “ perkataan si orang gila dengan ketegasan.
“Biarlah aku teratih-atih akan
kehati-hatianku, biarlah hewan-hewanku meninggalkanku dengan kesendirianku,
biarlah lubang dan layu pada sayap metaforaku,biarlah tarantula menari di
punggungku, biarlah duri mawar merah menusuk mati diriku, biarlah luka cambuk
dan gunung kutopang dengan pundakku, biarlah petir dan ombak tak menyadarkanku,
biarlah bangkai cinta busuk disantap mulutku. Hatinya dan kebahagiannya yang
harus kujaga, sebuah janji dan kata telah ku ukir di atas batu yang akan ku
pasangkan pada monumen hidupku.” Jawab si pemuda dengan sebuah suara keyakinan.
“ahhh... pilu... kenaifan
membutakanmu pemuda. Sebuah kesakitan yang kau nikmati, sebuah jurang dalam
yang kau loncati, sebuah kehati-hatian yang kau jalani. Ahhh... sebuah cinta
yang telah terpuruk mati. Ahhh... rasa kasihanku akan terus memandang hidupmu
yang kau isi dengan kepiluan dan kesendirian pemuda. Sudah saatnya kau beranjak
keluar gua ini dengan langkah kehati-hatianmu yang teratih-atih. Semoga matahari
menghangatkan kesendirianmu dan angin menyejukan luka pilumu.” Jawab si orang
gila dengan kesedihan pada suaranya.
“ya... sudah saatnya aku
bergegas melanjutkan jalanku walau teratih-atih karna kehati-hatianku. Akan ku
seret kesedihan dan kesendirianku, akan ku angkat batu janji dan kata-kata ku, akan
ku jaga sebuah hati seseorang yang telah membuat asam hatiku, akan ku
hapus keraguan pada bangunku. Telah datang masa ketika hal yang paling kutakuti
telah menjadi sahabatku, kesendirianlah hal yang paling ku takuti hingga
kesendrianlah menjadi hal yang paling kurindui.” Kata si pemuda dengan semangat
yang tertahan kesedihan.
“Ahhh... pilu... semoga dunia ikut
mengejang mengikuti irama langkahmu yang teratih-atih pemuda, semoga hujan
menutup tangis dan kesedihanmu pemuda, semoga monume hidupmu berdiri dengan
kokoh pemuda. Aku akan selalu menjadi bayanganmu, karna akulah kegilaan dan
kewarasanmu.” Kata si orang gila dengan sebuah harapan.
- jasad yang diperkosa keterpurukan akan melahirkan wajah2 yang tidak mudah untuk diperkosa
BalasHapus- marahlah ketika kita sedang tidak marah
wise word from wise man, thank's brad
Hapusbikin buku dong, masa ngga bisa sih
BalasHapusbuahahaha gokiiillll, masih jauh ah broooo, ntar aja klo udah bejenggot biar mantes wkwk
Hapus