photo tes photo tes

Rabu, 21 Januari 2015

Metamorfosis

    Dari mimpi yang dalam ia terjaga lalu terbangun. "Sungai kegelapan telah berhenti menenggelamkanku" gumam si pemuda. Dari kelopaknya tersisa air mata sehabis bangun, ia memandang cahaya matahari dengan lembut. Tangannya gemetar, ditakutkan oleh bentangan dunia di depannya. Ia masih rindu kelap-kelip bintang malam, tetapi tantangan embun pagi tak bisa ia hiraukan. "Aku bertemu hari ketika pertama kali aku berjumpa dunia dan ia menatap rendah pada diriku" ucapnya dengan sedih. Ia merenung lalu berkata "aku telah menyelam melintasi udara malam, aku telah berjalan beribu kilometer untuk mendaki melampaui diriku dan yang kudapatkan hanya tatapan rendah darinya." Ia berjalan keluar atapnya lalu bersila di atas batu kebijaksanaan, ia tenggelam dalam kontemplasi.
   
    Matahari tepat ditengah langit menatap dari singgahsananya. Angin barat menampar dan ia tersadar "ini bukanlah jiwa yang aku butuhkan untuk perjalananku" ia berkata dengan tangis."Jiwaku tak sepadan dengan anganku! Jiwaku tak mampu mengejar abstraksi pikiranku! Jiwa yang patuh masih belum ada pada tubuhku!" Darah kental keluar dari kelopak mata menuju pipinya. Ia menutup matanya kembali.

    Lalu terjadilah! Ia tiba-tiba menyadari begitu banyaknya sayap yang berkepak, ribuan kupu-kupu yang tak terhingga jumlahnya menari di sekelilingnya. Ia terkejut, sebab ia mendengar suara melengking dari seekor elang, elang yang mencengkram cahaya baru. Punggungnya terasa hangat karena seekor ular merayap dari belakang dan melilit tangan kanannya bersiap memandu dirinya. Lalu di hadapannya, segumpal rambut emas tebal nan lembut muncul dan terdengarlah sebuah auman yang panjang dan lembut. Sebuah auman cinta yang tercerah pada sahabat baru. Sebuah gerakan terasa di hatinya. Ketika pandangannya menjadi jelas, ia berkata dengan tenang "Jiwa baru telah datang" sambil di hibur oleh mereka untuk menghapus dukanya yang begitu dalam.

    Bulan pun muncul bertudung malu. Ia bangun dari batu kebijaksanaan, berjalan pelan seperti ulat dengan suka cita, lalu membuang jati diri untuk bermetamorfosis menjadi sebuah kupu-kupu yang bangga akan sayap barunya. Akhirnya ia berteriak dengan keras! "Akan ku pecut tengah hari yang agung dengan cambuk semangatku! Akan ku koyak semak hitam yang menghalangi kehendakku! Akan ku lebur kabut tebal yang menutup cahaya ragaku! Aku telah bersapa lagi dengan hari kelahiranku dan akan ku sapa lagi ia dengan kemenangan dan suka cita!"


Muhammad Kareem Ramdhani
12 Januari 1997-2015        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar